This is how I sell Node.js to curious kids

My peeps just out of college often ask me what Node.js is. And I often tell them the same thing. With this post, I intend to share my answer and give a brief introduction about Node.js

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Rejeki dan Ikan Peliharaan di Kolam

Milyaran manusia yang hidup di muka bumi mutlak mengerti apa yang dimaksud dengan rejeki. Berbagai macam makna akan bermunculan jika kita bertanya kepada setiap orang yang kita temui setiap hari. Mereka akan menjawab dengan berbagai macam jawaban seperti rejeki berarti hadiah, anugerah dan bahkan ada yang berpendapat rejeki adalah hak eksklusif setiap manusia dari Tuhan.

Baiklah. Hidup dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sederhana membuat saya semakin mengerti dan mampu memandang makna rejeki jauh dari apa yang sebelumnya saya kira dan saya duga. Minimal sekarang saya menjadi mengerti bahwa dijemput atau ditunggu rejeki akan selalu datang tepat waktu dan dalam kadar/kuantitas yang pas. Namun tetapi, sikap kita yang memutuskan untuk menunggu atau menjemput rejeki tersebut akan menjadi penilaian sendiri dari Tuhan. Jadi, kita harus lebih berhati-hati dalam bersikap. Jangan sampai kita bermalas-malasan menjemput rejeki, juga jangan sampai kita terlalu ambisi dalam mencari rejeki. Seperti saat kita memasak, jika kita ingin makanan kita lezat, ya pakai garam secukupnya. Sesuai kemampuan kita.

Hingga pada suatu hari, ada seorang guru yang berkata kepada saya perihal rejeki. Sang Guru menyuruh saya untuk membayangkan dan menganalisa peternak ikan yang membudidayakan ikannya di sebuah kolam.

Singkat cerita, setelah saya menguraikan hasil analisa saya baik secara teknis dan non teknis tentang budidaya ikan di kolam, sang guru tersenyum kemudian berkata:

“Kamu bisa menganalisa teknik budidaya ikan di kolam dengan cukup baik. Tapi belum menyadari hubungannya dengan sifat rejeki”

“Begini, nak” sang Guru lekas menata posisi duduknya dan mengambil napas

“Ikan-ikan di kolam itu bukan rejeki, tapi berkahnya rejeki. Nah, justru air kolam yang setiap hari harus ditambah dan dikuras itulah yang jadi rejeki. Bayangkan, jika kolammu setiap hari hanya kamu tambahi airnya tanpa kamu kuras beberapa bagian darinya, apa yang akan terjadi?”

“Ikannya mabuk dan mati, guru” jawab saya dengan tegas dan yakin

“Apa alasanmu?” sang guru mencoba menggertak

“Maaf, guru. Tapi pakan komplit untuk ikan yang biasa diberikan oleh peternak memiliki kandungan protein kasar yang cukup tinggi. Jika tidak segera habis dimakan oleh ikan-ikan, maka sisa pakan tersebut akan hancur dan terurai di dalam kolam. Hasil uraian pakan tersebut hanya akan menambah kadar ammonia di air kolam semakin tinggi. Belum lagi ditambah dengan kotoran ikan yang jumlahnya juga tidak sedikit, kadar ammonia air kolam malah semakin menjadi-jadi. Jika kadar ammonia tidak terkontrol, fatal akibatnya. Untung jika ikan-ikan hanya mabuk, tapi kalau sampai mati?. Maka, wajib hukumnya menguras air kolam dan menambah dengan air yang baru setelahnya. Itu semua demi mendapatkan hasil panen yang bagus”

“Benar, nak. Begitulah rejeki yang mengguyur kita setiap saat. Tanpa harus kamu jemput ataupun kamu tunggu, rejeki pasti akan datang. Karena bagi setiap yang bernyawa memiliki garansi resmi dari Tuhan untuk mendapatkan rejeki. Tapi permasalahannya ada di bagian berikut ini, hasil panennya. Baguskah kondisi ikan-ikannya? Beratkah bobot hidup ikannya? Atau jangan-jangan ikannya besar tapi tak berbobot?”

“Maksud guru, kita harus mengeluarkan sebagian dari rejeki yang kita punya?” tanyaku pelan kepada sang guru

“Ya, benar. Kita harus mengeluarkan sebagian rejeki kita. Lebih tepatnya mengeluarkan untuk dibagi kepada orang lain yang membutuhkan dan kurang mampu. Bukan berarti harus kepada fakir miskin dulu, kepada anggota keluarga dan orang-orang terdekat yang kita cinta. Harapan kita, ikan-ikan yang kita dapat saat panen nanti besar-besar dan bagus-bagus. Harapan kita dari berbagi rejeki adalah mendapatkan berkah yang tiada tara baik jumlah maupun kualitasnya”

“Kualitas?. Berkah pun ada kualitasnya, guru?” tanyaku penasaran

“Ada. Seperti konsep rejeki yang ada di kitab suci kita. Mencari rejeki berupa makanan, kemudian dianjurkan memakan makanan yang halal dan baik. Bayi yang diberi makan menggunakan sambal, apa itu baik?. Meskipun cara mendapatkan sambal dan proses pembuatannya halal. Sesederhana itu, tapi juga jangan kau buat rumit dengan pemikiranmu sendiri. Tuhan Maha Baik, benar. Tapi juga jangan sembrono”

Dan, sekarang adalah waktunya menunggu keajaiban dari Tuhan. Doa-doa sudah terapal dan melangit, hati dan pikiran semakin tenang. Tanpa memusingkan akankah saya, ‘Irva Zuhdan Al Fikkri akan kalah atau menang dalam sebuah peraduan…

Add a comment

Related posts:

Afinidade

Ando curioso tentando entender o que nos faz sentir tamanha afinidade com pessoas que mal convivemos, mas que quando encontramos, nos fazem sentir enorme alegria e semelhança. Essa curiosidade…

Review 2018 and Plan 2019 like a boss

Christmas gives us the opportunity to pause and reflect on the important things around us — a time when we can look back on the year that has passed and prepare for the year ahead. — David Cameron

3 Reasons Your Small Business Needs a Writer

As a small business owner, you’ve got so many plates to spin at once. Outsourcing tasks that you hate will serve your business well in the long-run. Here are the three reasons I believe a small…